THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

19 Juni 2007

Taufik pemain PSIM diincar Persema

Taufiq berbadan mungil,lincah dan berskill ini diincar salah satu klub divisi utama Liga indonesia yaitu Persema Malang. Rhohanda pelatih Persema Malang ini mengatakan ketertarikan nya terhadap Taufiq. Mantan pemain Persebaya menjadi target Persema dalam putaran ke II liga Indonesia 2007. Namun apakah management PSIM akan melepas Taufiq? Tentu TIDAK, manajemen akan mengikat Taufiq erat-erat supaya tidak dilepas!, Karena tenaga Taufiq sangat dibutuhkan PSIM dalam putaran ke II nanti.

Sedang perburuan PSIM Yogya mendapatkan penyerang asing, belum membuahkan hasil. Penyerang asal Paraguay Roberto Acosta yang ikut seleksi sejak beberapa waktu lalu dipulangkan bersama stopper asal Cili Alberto Javier Verdejo Silva karena dinilai tidak layak. Sedangkan satu pemain asing lainnya yang ikut seleksi, Fabio Maia masih akan dilihat lagi kemampuannya. Keputusan tersebut merupakan hasil evaluasi tim pelatih bersama manajemen tim seusai PSIM Jogja mengalahkan PS Gama 2-0 dalam pertandingan ujicoba di Stadion Mandala Krida Jogja, Sabtu (9/6) sore.

Setelah dilihat kemampuannya dalam pertandingan melawan Gama, Manajemen bersama tim pelatih memutuskan untuk memulangkan Javier dan Roberto karena secara teknis masih kurang dan tidak sesuai dengan harapan. Sedang Fabio masih akan dilihat kemampuannya lagi. Untuk memenuhi kebutuhan penyerang asing tersebut, PSIM akan kembali mendatangkan pemain asing dan kali ini dari Rumania, Leo Chitescu yang dalam putaran pertama membela tim papan atas PSM Makassar. Semula Leo dijadwalkan tiba di Jogja kemarin, namun karena PSIM masih fokus menggelar latihan fisik, maka mundur dan direncanakan baru tiba di Jogja, Rabu (13/6) malam.

Sementara itu PSIM bisa sedikit bernapas lega, dikarenakan mendapat suntikan dana dari Pemkot sebesar 1,1 M. Suntikan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan tim PSIM dalam menghadapi putaran ke II yang mundur dan untuk penambahan pemain. Menurut rencana PSIM akan menambah sedikitnya 4 pemain. 3 pemain diantaranya posisi striker dan 1 gelandang bertahan.

PSIM Pesta Gol...

PSIM jogja berhasil melumat Tim Pra PON DIY dalam pertandingan ujicoba tadi sore di mandala krida. PSIM memberondong gawang tim Pra PON DIY dengan 10 gol tanpa balas.Menurunkan separo pemain inti dan separo pemain cadangan pada babak pertama,dengan menurunkan mantan striker PSIM ketika masih di divisi 1, Roberto Kwateh dan ranu di posisi striker, PSIM langsung menggempur pertahanan tim pra PON DIY. Sempat bermain buruk pada awal babak pertama,namun akhirnya para pemain PSIM mampu menguasai jalannya pertandingan memasuki pertengahan babak pertama.

Ranu mengawali pesta gol PSIM dengan merobek gawang tim pra PON melalui tendangan first time memafaatkan umpan dari M.irfan. beberapa menit kemudian Wawan sucahyo menggandakan keunggulan menjadi 2-0. setelah unggul 2-0, PSIM semakin mengobrak-abrik pertahanan tim pra PON DIY.sebelum babak pertama usai Taufik mencetak 2 gol berturut-turut kemudian di susul oleh gol Ranu untuk menutup pertandingan babak pertama dengan skor 5-0.

Memasuki babak kedua, PSIM yang sore tadi tanpa didampingi oleh pelatih Sofyan Hadi, menggantikan beberapa pemain dan memasukkan pemain inti seperi Seto,Jaime,M Anshori, serta pemain baru yang baru saja dikontrak, Imral Usman. Di babak kedua ini permainan PSIM semakin mengobrak-abrik pertahanan tim pra PON DIY. Seto memulai pesta gol di babak kedua ini melalui tendangan first time dari luar kotak penalti, kemudian wawan mencetak gol keduanya. Tidak mau ketinggalan dengan para penyerang, Jaime Sandoval yang merupakan libero andalan PSIM pun turut mencetak gol dengan memanfaatkan sepak pojok dan kedudukan pun menjadi 8-0. menjelang akhir babak kedua , seto mencetak gol lagi, dan Jaime akhirnya menutup kemenangan PSIM menjadi 10-0 dengan mencetek gol keduanya.

Pada pertandingan sore tadi juga nampak pemain asing PSIM asal brazil, jose bello de souza yang baru saja tiba di jogja tadi pagi. Jose bello membawa temannya yang bernama jack jhon,yang akan dilihat kemampuannya dalam beberapa hari ini. Jack jhon diproyeksikan menggantikan adolfo suoza yang diputus kontraknya karena perfomanya menurun. Mampukah jack jhon menggantikan peran adolfo di posisi striker?? Kita lihat dalam beberapa hari kedepan.

08 Juni 2007

Untuk para slemania

Setelah menjalani masa jeda yang lumayan agak panjang, kapasitas maksimal paru-paru untuk menyerap oksigen atau VO2 max para pemain PSS Sleman diharapkan meningkat kala menjajal tim nasional, Sabtu (9/6) di stadion Maguwoharjo, Sleman. Uji coba dengan timnas difokuskan untuk peningkatan kondisi dan ketahanan fisik para pemain yang tengah dipersiapkan untuk tampil di ajang Copa dan Liga. Diharapkan angka VO2 max para pemain akan meningkat lebih baik lagi. Peningkatan ketahanan fisik akan membuat penampilan para pemain mendatang bisa maksimal mengingat lawan-lawan yang dihadapi PSS pada babak penyisihan Copa serta di Liga cukup berat. PSS sudah dinanti Pelita yang akan dijamu di Maguwoharjo tanggal (13/6), sedangkan di Liga PSS akan mengawali putaran II kekandang Persija (12/8). Selain strategi, ketahanan fisik menjadi faktor utama untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kemampuan fisik pemain jika tak terjaga alamat menjadi bahaya saat pemain menjalani ketatnya jadwal kompetisi. Uji coba melawan timnas akan digunakan untuk semakin meningkatkan kapasitas tersebut. Saat merontokkan Porda Kulonprogo 9-0, dalam ujicoba di Stadion Maguwoharjo, Depok, Selasa (5/6). Mr Rudy mengeluhkan stamina dan ketahanan fisik para pemainnya yang belum mencapai target. Menurutnya, para pemain PSS belum bersikap professional sebagai pemain, terutama dengan pola makan. Meskipun makanan di mess tersedia dengan gizi yang bagus, namun ada beberapa pemain yang tidak makan di mess dan makan di luar untuk memenuhi selera.Untuk dapat meningkatkan stamina tentu latihan fisik harus didukung makanan cukup akan kebutuhan gizi. Jika latihan tak didukung makanan cukup, bisa-bisa pemain terkena penyakit lever. Pada pertandingan ujicoba kemarin, beberapa pemain memang ada yang memiliki stamina yang cukup baik dan semangat bertanding sudah mulai muncul. Nah, melawan timnas merupakan moment bagus untuk mengembleng fisik, stamina, dan mental semangat bertanding pemain. Laga ini juga menjadi kesempatan yang emas untuk unjuk gigi skuad Elang Jawa dihadapan pelatih timnas Ivan Kolev, sapa tahu nanti dilamar Kolev memperkuat timnas… So, Lets do it ELJA..!!

Imral Usman gabung dengan PSIM

Dengan masuknya Imral Usman, teka teki selama ini pemain eks Timnas yang akan bergabung dengan PSIM sudah terjawab sudah Imral Usman pemain eks Persikabo Bogor resmi gabung PSIM Jogja, untuk memperkuat PSIM di putaran II Liga Indonesia 2007. Pemain yang akrab dipanggil 'korea' sore tadi datang di Stadion Mandala Krida didampingi GM PSIM Syauqi Soeratno dan Manager PSIM Nugroho Swasto untuk melihat latihan PSIM.
Menurut rencana Imral Usman akan langsung mengikuti ujicoba menghadapi PS Gama besok di stadion Mandala Krida, sementara itu mengenai dua pemain asing yang ikut seleksi, yakni Roberto Acosta asal Paraguay dan Fabio Motta dari Brasil Sofyan menilai kualitasnya kurang, bahkan dibawah pemain yang telah dicoba sebelumnya. Namun mereka masih akan diberi kesempatan sampai pertandingan ujicoba melawan PS Gama.

15 Maret 2007

By Brian Carroll

 Every year on signing day, it seems that history repeats itself. The perennial powers (i.e. Texas, USC, Florida etc.) end up receiving the majority of the five star recruits while leaving the smaller teams out in the dust. Why is that? Sure, school facilities and atmosphere have a major part in it, but we all know that’s not the real reason why.

When most high caliber student athletes sign to a certain school, they sign to the college that will give them the best shot at putting a national championship ring on their finger. So what is the problem?

The problem does not lie with in the recruiters or the athlete’s decision, the problem lies within the management of college football. Overall, the BCS blindly puts limits on “mid major” teams chances in playing for a national championship. With the current system, the farthest a mid major team like Boise State or TCU can get is to the newly installed fifth BCS game, and that’s MAYBE after a perfect season.

In their defense, people in favor of the BCS often proclaim having a playoff system would only prolong the season resulting in players missing classes. However in an interview with ESPN, Auburn coach Tommy Tuberville, who produces a top 15 team almost every year, declares that this excuse is nothing but hypocrisy.

“They keep coming up with lame excuses about academics yet we're playing [the national championship game] Jan. 8. It's hypocritical. Football players miss fewer classes than anybody.”

There will always be a fighting cause for the “little guys,” but there will not be an answer until a playoff system is implemented and the term major and mid major is completely erased.

However, for a fair shot to take place, a 16 team playoff would be the best solution. In this tournament you have all the conference champions (eleven total) and five at-large bids which would be determined by the next five highest ranked teams who did not win their conference. Also to ensure that businesses don’t lose out on any profit, the traditional minor bowl games can still exist for those teams who did not make the playoffs. This way not only is the right champion crowned, but businesses will remain happy, and plenty of teams will still get a chance for a postseason.

A playoff system would not only resolve all of these listed dilemmas, but it would also give the “little guy” a shot to succeed too. All-American high school and JUCO recruits would start giving smaller division one programs a closer look knowing that they too have a realistic shot to put a national championship ring around their finger. Since the talent would eventually become wide-spread across the nation, the perennial power teams that dominate the league on a consistent basis would soon have to share air time with WAC or Conference USA teams.

Of course in order for this format to work, it would take a few recruiting classes for it to take full effect.

Unfortunately though, if history has taught us anything about the BCS, it’s that it repeats itself; the mistakes that is. However, the main difference between the BCS and history is the fact that the BCS system has yet to learn from its faults.

05 Maret 2007

foot ball

22 Februari 2007

PSIM Punya

Bagi para BRAJAMUSTI silahkan klik disini